Rabu, 23 September 2020

ROUTING DINAMIS BAGIAN 1

 Konfigurasi Dan Perbaikan 
Routing Dinamis



Kompetensi Dasar

3.6       Mengevaluasi Routing Dinamis

3.7       Mengevaluasi Permasalahan Routing Dinamis

4.6       Mengkonfigurasi Routing Dinamis

4.7       Memperbaiki Konfigurasi Routing Dinamis

 

A.     Pengenalan Routing Dinamis

Routing dinamis adalah router yang merutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Apabila ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat routing yang baru.

Routing dinamis merupakan routing protocol yang digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router.

Macam-macam protocol routing dinamis adalah sebagai berikut :

1.      Pengenalan RIP

RIP (Routing Information Protocol) adalah menggunakan algoritma distance vector antara lain sebagai berikut :

a.       Routing protocol distance vector

b.      Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik

c.       Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang

d.      Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

RIP merupakan routing information protocol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung.  Kemudian oruter akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu, adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu host, network, subnet, dan rute default.

RIP terbagi menjadi dua bagian yaitu :

A.     RIPv1 (RIP versi 1)

1.      Hanya mendukung routing classfull

2.      Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalaml perbaikan routing

3.      Tidak mendukung VLSM (variable length subnet mask)

4.      Perbaikan routing broadcast

Routing information protocol versi 1 mempunyai karateristik sebagai berikut :

1.      Distance vector routing protocol

2.      Menggunakan metric yaitu hop count

3.      Maximum hop count adalah 15, sedangkan 16 dianggap sebagai unreachable

4.      Mengirimkan update secara periodic setiap 30 detik

5.      Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255.

6.      Mendukung 4 path load balancing secara default maximumnya adalah 6

7.      Menjalankan auto summary secara default

8.      Paket update RIP yang dikirimkan berjenis UDP dengan nomor port 520

9.      Bisa mengirimkan paket update RIPv 1 dan bisa menerima paket RIP v 1 dan v 2

10.  Berjenis classfull routing protocol, sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update

11.  Tidak mendukung VLSM dan CIDR

12.  Mempunyai AD 120

 

B.     RIPv 2 (RIP versi 2)

1.      Mendukung routing classfull dan routing classless

2.      Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing

3.      Mendukung VLSM

4.      Perbaikan routing multicast

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router.

Persamaan RIPv2 dengan RIPv1 :

1.      Distance vector routing protocol

2.      Metric berupa hop count

3.      Max hop count adalah 15

4.      Menggunakan port 520

5.      Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIPv2 dengan RIPv1 antara lain sebagai berikut :

1.      Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan, sehingga RIPv2 mendukung VLSM dan CIDR

2.      Mengirimkan paket update dan menerima paket update versi 2

3.      Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9

4.      Auto summary dapat dimatikan

5.      Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat mencegah routing update dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya.

 

2.       Pengenalan OSPF (Open Short Path First)

OSPF adalah menggunakan algoritma link state, antara lain sebagai berikut :

a.       Protocol routing link state.

b.      Merupakan open standard protocol routing yang dijelaskan di RFC 2328

c.       Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah

d.      Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan

OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Apabila anda memiliki banyak router dan tidak semuanya adalah Cisco, maka anda tidak dapat menggunakan EIGRP, dengan demikian pilihan anda tinggal RIPv1,RIPv2 atau OSPF.apabila itu adalah jaringan besar maka pilihan anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution

3.         Pengenalan BGP (Border Gateway Protocol)

BGP menggunakan algoritma distance vector adalah sebagai berikut :

a.       Menggunakan routing protocol distance vector

b.      Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client

c.       Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system

BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute, dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan.

4.         Pengenalan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP adalah menggunakan algoritma advanced distance vector antara lain sebagai berikut :

a.       Menggunakan protocol routing enhanced distance vector

b.      Menggunakan cost load balancing yang tidak sama

c.       Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link state

d.      Menggunakan diffusing update algorithm untuk menghitung jalur terpendek

Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast di update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. Pada EIGRP terdapat dua tipe routing protocol yaitu dengan distance vector dan dengan link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwidth yang ada dan delay yang terjadi.

5.         Pengenalan AS

Autonomous System atau yang disingkat AS merupakan suatu kelompok yang terdiri dari satu atau lebih IP prefix. Kemudian kelompok tersebut terkoneksi sekaligus dijalankan oleh satu atau lebih operator jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas.

Sebuah autonomous system memiliki dua buah mechanism routing yaitu intra domain routing dan interdomain routing. Intradomain merupakan mekanisme routing yang diakukan dalam sebuah AS, sedangkan interdomain adalah mekanisme routing yang dilakukan di luar antar-AS agar bias berhubungan satu sama lain.

Berikut adalah contoh topologi autonomous system :



Berdasarkan gambar diatas dapat dianalogikan bahwa sebuah AS merupakan sebuah universitas. Misalkan AS65303 merupakan sebuah universitas, maka dalam AS65303 mempunyai kebijakan sendiri agar di antara jaringan yang berada di dalam AS65303 dapat melakukan koneksi. Protocol tersebut yang disebut intradomain routing agar di antara suatu badan dengna badan yang lain di dalam AS tersebut dapat terhubung. Badan tersebut dalam jaringan nyata merupakan sebuah router. Sementara itu AS65303 memiliki sebuah badan yang terkoneksi juga dengna AS lain, misal AS65202. Protocol seperti ini yang disebut interdomain routing. Dengna demikian, antar universitas tersebut dapat melakukan koneksi.

Lanjut ke Bagian 2


Uji kompetensi !

Klik Link berikut untuk menuju ke halaman latihan soal Routing Dinamis Bagian 1. Ikuti petunjuk untuk mengerjakan soal-soal yang disajikan.

Latihan Soal



Tidak ada komentar:

Posting Komentar