Sabtu, 03 Oktober 2020

DNS SERVER

KONFIGURASI DNS SERVER



 INFO

            Sejarah DNS

Sebelum membahas pengertian DNS secara detail, terlebih dahulu kita harus mengetahui sejarah perkembngan DNS. DNS merupakan singkatan dari Domain Name System, DNS pertama kali ditemukan yaitu pada tahun 1983 oleh Paul Mockapetris. Sebelum ditemukan DNS, dahulu ada satu cara yang bekerja seperti layaknya DNS yang digunakan saat ini namun konsepnya masih manual, yaitu menggunakan sebuah file yang di dalamnya terdapat nama-nama computer dan IP address nya, file tersebut bernama HOSTS Files. Berkat adanya HOSTS files maka seluruh computer yang terhubung dalam satu jaringan bisa saling mengakses dengan h anya mengetikkan nama yang telah tertulis dalam HOSTS files tanpa harus mengetaui IP address nya.

Cara ini memiliki kelemahan di mana ketika pada satu jaringan ada penambahan unit computer, maka harus ada pembaharuan pada HOSTS filesnya, yaitu menambahkan nama dan IP address dari computer baru tersebut. Celakanya HOSTS files yang telah diperbaharui tersebut harus di copy kan ke seluruh computer yang ada pada jaringan tersebut, karena HOSTS files disimpan pada mainsg-masing computer. Kita bisa bayangkan jika konsep ini masih dipakai, seluruh computer server di dunia harus mengcopy HOSTS files setiap kali ada computer baru yang terhubung ke jaringan internet.

Seiring berkembangnya pengguna computer yang saling terhubung pada waktu itu, lalu ditemukanlah suatu solusi cerdas sebagai pengganti konsep lama penggunaan HOSTS files, system baru tersebut bernama DNS (Domain Name System).

Pada saat piranti keras computer dan jaringan bekerja dengan alamat IP guna mengerjakan tugas-tugas pengalamatan dan penjaluran (routing), pada umumnya user leibih memilih menggunakan nama host dan nama domain. Misalnya penunjuka sumber universal (URL) dan alamat surat elektronik (surel). Misalnya pada saat mengakses sebuah webiset, misalnya www.hel0world.com, karena sesungguhnya website tersebut merupakan nama domain dari sebuah server yang memiliki IP address 192.168.150.18 maka dengan adanya system penamaan (domain name system), membuat user lebih mudah dalam mengingat nama dari sebuah computer untuk mengaksesnya, ataupun mengakses sebuah layanan dan resource tertentu.


 

1.      Pengertian dan Fungsi Domain Name System (DNS)

DNS identic dengan sebuah system yang menyimpan informasi tentang nama host ataupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar di dalam jaringan computer, misalkan internet DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surel (email) untuk setiap domain. Menurut browser, DNS adalah layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web menjadi alamat internet. Domain Name System (DNS) berfungsi untuk memetakan sebuah alamat IP (IP address) ke dalam system penamaan atau domain, serta sebaliknya.

Domain Name System menjadi sitem penamaan terhadap sebuah computer dengan nama domain yang terhubung ke internet atau sekadar berada dalam sebuah jaringa local (LAN), untuk mengakses sebuah computer tanpa adanya DNS, maka sebuah layanan (resource) harus mengakses menggunakan IP addres yang cukup sulit u ntuk diingat. DNS akan memberi kemudahan sebuah computer memiliki lebih dari satu nama domain. Misalnya domain www.hel0world.com identic dengan sebuah domain untuk layanan web server (website). Di lain pihak, computer tersebut juga memiliki layanan lain berupa mail server sehingga DNS akan memiliki layanan mail server tersendiri, misalnya mail.hel0world.com jika www.hel0world.com disebut sebagai domain, maka mail hel0world.com disebut sebagai sub domain.

 

2.      Mengatur IP Address di Linux/Debian

IP address adalah syarat utama sebuah piranti atau computer agar dapat terhubung dengan piranti lainnya. Sebelum menginstal dan mengkonfigurasi DNS di Debian, user terlebih dahulu melakukan pengaturan IP address atau network interfaces pada computer tersebut. Namun IP address tidak berarti apa-apa tanpa adanya network interface card (kartu jaringan) atau LAN card. Selain itu, jika menggunakan mesin virtual seperti VirtualBox atau VMWare workstation tetap harus menambahkan network interface card virtual pada meisn tersebut.

Untuk mengatur ip address di Linux/Debian, buka file interface yang ada pada folder /etc/network/. Ketikan perintah berikut untuk membuka file tersebut sebagai berikut.

# nano /etc/network/interfaces

Setelah file terbuka, konfiguras yang ada di bawah tulisan “#The Primary Network Interface” pada file tersebut diganti dan IP address bisa diganti sesuai kebutuhan.

# The Primary Network Interface

Auto eth0

Iface eth0 inet static

Address 192.168.100.1

Netmask 255.255.255.0

Network 192.168.100.0

Broadcast 192.168.100.255

Gateway 192.168.100.1

Nameserver 192.168.100.1

hal yang harus diperhatikan adalah nama network interface pada Debian versi di atas 8 secara default bukan dalam bentuk format “ethx”. Oleh sebab itu, untuk mengubahnya ke dalam format “ethx” user menggunakan cara khsusu. Setelah selesai, konfigurasi disimpan dengan menekan tombol CTRL + O pada keyboard, kemudian CTRL + X untuk keluar dari editor Nano. Karena network interfaces baru saja dikonfiguras, mesin tersebut perlu melakukan restart service networking agar IP address yang baru dikonfigurasi dapat berfungsi. Perintah untuk merestart service networking adalah sebagai berikut.

# /etc/init.d/networking restart

Kemudian dapat mengecek konfigurasi network interfaces tersebut berjalan atau tidak dengan mengetikan perintah “ifconfig”. Kemudian akan muncul settingan IP address yang ada pada computer tersebut, periksa apakah sesuai dengan apa yang sudah anda konfigurasi.

#ifconfig

 

3.      Instalasi Bind9

Bind9 (barkeley internet name domain versi 9) adalah paket DNS server yang paling terkenal dan paling umum digunakan saat ini. Untuk menginstal bind9 atau paket lain pada Debian dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan CD, DV, Flashdisk, atau melalui repository. Untuk mempermudah proses instalasi pada umumnya menggunakan media DVD, dimana file “ISO” bisa diunduh di situs resmi Debian. Semua aplikasi yang dibutuhkan sudah tersedia pada paket DVD tersebut yang tersimpan dalam beberapa binary. Paket bind9 terletak dalam DVD binary-1. Masukkan DVD binary-1 dan perintah untuk menginstal bind9 adalah sebagai berikut.

# apt-get install bind9

Kemudian tekan enter dan tunggu proses instalasi bind9 hingga selesai.

a.      Membuat Zone Domain

Terdapat beberapa konfigurasi yang harus dilakukan untuk memasang service domain name system di debian, salah satunya dengan cara membuat zone domain. Di zone tersebut, user dapat membuat file forward dan reverse untuk konfigurasi selanjutnya maupun memilih nama domain yang akan digunakan. Menentukan nama domain yang ingin digunakan dengan ekstensi apapun seperti ekstensi “.co.id”, “.com”, “.org”, “.net”, atau lainnya. Tetapi hal tersebut hanya berlaku untuk koneksi local (LAN) maupun jaringan yang tidak terhubung dengan internet. Jika hanya sebagai koneksi local, dapat memilih nama domain secara bebas. Untuk membuka file konfigurasi pada zone domain dilakukan dengan cara sebagai berikut.

# nano/etc/bind/named.conf.default-zones

Setelah file terbuka, lakukan pencarian script konfigurasi sebagai berikut.

# …

Zone “localhost” {

Type master ;

File “db.local”;

} ;

Zone “127.in-addr.arpa” {

Type maste;

File “db.127”;

} ;

Selanjutnya mengubah script tersebut hingga menjadi seperti berikut.

# …

Zone “fahri.net” {

Type master ;

File “db.alamat1” ;

};

Zone “100.168.192.in-addr.arpa” {

Type master ;

File “db.ip”;

};

Hal yang perlu diketahui adalah nama file forwar yang baru diwakili “db.alamat1” dan “db.ip mewakili nama file reverse. Kedua file-file baru tersebut belum memiliki apa-apa. Duplikat kedua file baru tersebut dari file forward dan reverse default dengan perintah berikut.

# cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.alamat1

# cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.ip

b.      Konfigurasi File Forwad

Forward berfungsi untuk memetakan atau menerjemahkan nama domain ke dalam alamat IP address. Konfigurasi forward berada pada file “db.alamat1” yang telah dibuat sebelumnya, ketikkan perintah berikut untuk membuka file forward sebagai berikut.

#nano /etc/bind/db.alamat

Kemudian akan terbuka file forward dengan konfiguras defaultnya. Pengeditan dilakukan hingga isi file menjadi seperti berikut.

$TTL 604800

@ IN SOA fahri.net.

Root.fahri.net. (

                        2                      ; serial

                        604800            ; refresh

                        86400              ; retry

                        2419200          ; expire

                        604800 )          ; negative

Cache TTL

@         IN        NS       fahri.net.

@         IN        A         192.168.100.1

www    IN        A         192.168.100.1

 

c.       Konfigurasi File Reverse

Jika forward berfungsi untuk memetakan atau menerjemahkan nama domain ke dalam IP address, maka reverse justru berfungsi sebaliknya. Reverse akan memetakan atau menerjemahkan IP address ke dalam alamat domain. Konfigurasi reverse yang telah kita buat terletak pada file “db.ip”, ketikkan perintah berikut untuk membuat file reverse sebagai berikut.

# nano /etc/bind/db.ip

Kemudian file tersebut akan terbuka dengan konfigurasi reverse default didalamnya. Edit file tersebut hingga menjadi seperti berikut.

$TTL 604800

@         IN        SOA    fahri.net.

Root.fahri.net. (

                        1                      ; serial

                        604800            ; refresh

                        86400              ; retry

                        2419200          ; expire

                        604800 )          ; negative Cache

 

 

TTL

                                                ;

@         IN        NS       fahri.net.

1          IN        PTR    fahri.net.

 

d.      Menambahkan DNS dan Nameserver di resolve.conf

Setelah berhasil mengkonfigurasi zone domain, forward dan reverse, tahap terakhir konfigurasi Domain Name System adalah dengan menabahkan DNS dan nameserver pada file “resolv.conf” ketikkan perintah berikut untuk membuka file resolv.conf sebagai berikut.

Nano /etc/resolv.conf

Hapus isi file tersebut dan ganti dengan DNS dan name server yang anda gunakan seperti berikut.

Domain fahri.net

Search fahri.net

Nameserver 192.168.100.1

Simpan konfigurasi tersebut.

 

4.      Pengujian DNS

Setelah semua konfigurasi DNS berhasil dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan restart pada service networking dan bind9 agar computer memulai ulang service-service tersebut sehingga konfigurasi baru dapat dimuat dan dijalankan oleh computer. Ketikkan perintah berikut untuk merestart service networking dan bind9 sebagai berikut.

# /etc/init.d/networking restart

# /etc/init.d/bind9 restart

Kemudian lakukan uji coba untuk mengetahui keberhasilan domain name system yang sudah dikonfigurasi sebelumnya dengan menggunakan perintah nslookup sebagai berikut.

# nslookup fahri.net

# nslookup 192.168.100.1

Selain melakukan pengujian nslookup, dapat juga melakukan pengujian dari computer lain (client) dengan syarat computer client tersebut sudah terhubung dengan computer yang anda lakukan instalasi DNS.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar