Jumat, 16 April 2021

STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK

Produk dan pasar mempunyai siklus hidup yang menuntut perubahan strategi pemasaran sepanjang waktu. Setiap kebutuhan baru mengikuti siklus hidup permintaan yang menjalani tahap-tahap kebangkitan, pertumbuhan yang cepat, pertumbuhan yang makin lambat, kedewasaan dan penurunan. setiap teknologi baru yang muncul untuk memuaskan kebutuhan tersebut merupakan suatu siklus hidup permintaan teknologi. suatu bentuk produk dari sebuah teknologi tertentu juga mempunyai siklus hidup, seperti halnya merek dalam bentuk produk tersebut. Riwayat suatu penjualan dari kebanyakan mengikuti pola kurva S yang mencakup empat tahap. Tahap perkenalan ditandai oleh pertumbuhan yang lambat dan keuntungan minimal, pada saat produk mulai disebarkan melalui saluran distribusi. Terdapat empat strategi yang harus dipilih perusahaan, strategi menyaring cepat (rapid penetration) atau strategi penerobosan lambat (slow penetration).


Bila tahap pertama berhasil maka produk akan memasuki tahap pertumbuhan yang biasanya ditandai oleh laju pertumbuhan penjualan yang tinggi serta melonjaknya keuntungan. selama tahap ini perusahaan mencoba dan berusaha menyempurnakan produk, memasuki segmen pasar yang baru dengan saluran distribusi yang baru pula. serta sedikit menurunkan harga jual. Tahap berikutnya menyusul, yaitu tahap kedewasaan. Tanda-tanda berlangsungnya tahap kedewasaan ialah melemahnya pertumbuhan penjualan dan mendatarnya keuntungan. Perusahaan mencoba strategi inovasi agar bisa memperbaiki laju pertumbuhan penjualan, termasuk di sini adalah modifikasi pasar, produk dan bauran pemasaran. Akhirnya, produk masuk ke tahap kemunduran. Pada tahap ini tidak banyak yang bisa dilakukan agar penjualan dan keuntungan tidak menurun. yang jelas harus dikerjakan pada tahap ini adalah mengenali secara sungguh-sungguh produk yang melemah, mengembangkan untuk masing-masing kesinambungan, pemusatan atau pemetikan laba dan akhirnya menarik dari peredaran dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berakibat buruk bagi seluruh keuntungan perusahaan, karyawan dan juga konsumen.


Tidak semua produk harus melewati daur hidup produk (DHP) yang berbentuk S. Beberapa jenis produk ternyata mempunyai siklus hidup yang disebut siklus berulang, dan sebagian lagi dengan pola berlekuk. Sementara itu kalangan ahli telah menemukan lebih dari selusin bentuk DHP, termasuk di antaranya siklus untuk gaya, mode, aliran iseng (fad) serta daur hidup produk internasional. Teori DHP telah dikritik habis-habisan sehubungan dengan tidak mempunyai perusahaan memperkirakan pola di masa depan, atau dalam menyadari sedang dalam tahap apa produk pada saat ini berada, atau juga dalam meramalkan lamanya tahapan siklus. Begitu pula DHP lebih merupakan hasil dari strategi pemasaran tertentu daripada sebagai “riwayat penjualan” yang tidak terpengaruh oleh strategi pemasaran.


Teori daur hidup produk harus dilengkapi dengan teori evolusi pasar. Teori evolusi pasar mengatakan bahwa kebangkitan pasar yang baru adalah bila suatu produk yang dipasarkan untuk kebutuhan belum terpenuhi, pengusaha pembaharu biasanya merancang produk untuk pasar massal. Pesaing mulai berdatangan masuk ke pasar dengan produk-produk serupa yang akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan pasar. Kemudian, pertumbuhan tadi menurun dengan perlahan dan pasar pun memasuki tahap kedewasaan.


Pasar mengalami pemecahan (fragmentasi) yang berlarut-larut sampai pada saat tertentu suatu perusahaan mengenalkan satu atribut baru yang benar-benar berpengaruh dan memulihkan/merekonsiliasi pasar menjadi segmen yang lebih sedikit, tetapi lebih besar. Tahap ini tidak berlangsung lama karena para pesaing kembali meniru atribut baru tersebut. Situasi menjadi berganti-ganti antara rekonsiliasi pasar yang didasarkan atas pembaharuan dengan fragmentasi yang didasari oleh persaingan. Pada akhirnya pasar akan sampai pada tahap penurunan atau kemunduran dengan adanya penemuan bentuk produk yang betul-betul lebih sempurna.


Setiap perusahaan seharusnya berusaha mengantisipasi atribut baru yang didambakan oleh pasar. Sudah jelas bahwa laba akan mengalir ke kocek mereka yang lebih awal memperkenalkan produk dengan manfaat baru dan bernilai lebih. Proses pencarian atribut baru bisa didasarkan atas proses empiris, intuitif, penalaran dialektika maupun tata tangga urutan kebutuhan.


Teori evolusi pasar berhasil menggeser perhatian kalangan orang pemasaran dari DHP merek tertentu ke evolusi keseluruhan pasar. Setiap merek hanya mampu melukiskan cerita yang sangat mengenai aneka peluang dan evolusi dalam suatu pasar. Pemasaran yang berhasil diperoleh berkat penafsiran yang kreatif mengenai potensi pasar yang selalu berubah dalam evolusi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar