Penjualan eceran dan partai besar dari banyak organisasi telah dirancang untuk membawa barang dan pelayanan dari tempat produksi ke tempat pemakai.
Penjualan eceran mencakup semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa langsung kepada pelanggan akhir untuk penggunaan non-bisnis, pribadi. Penjualan eceran merupakan salah satu industri besar di Amerika Serikat. Para pengecer bisa digolongkan ke dalam beberapa hal, pengecer bukan toko, dan organisasi pengecer.
Pengecer toko mencakup banyak jenis seperti misalnya toko barang khusus, toko serba ada, pasar swalayan, toko buku lama (convenience store) superstore/toko kombinasi/hypermarch, toko potongan harga, toko gudang dan ruang pamer katalog. Daur hidup masing-masing jenis toko ini berbeda-beda dan masing-masing jenis berada pada tahap yang berbeda-beda pula dalam daur hidup penjualan eceran. Semuanya tergantung pada perputaran roda penjualan eceran, berapa jenis akan menuju kepunahan karena mereka tidak mampu bersaing dalam mutu, jasa atau harga.
Penjualan eceran bukan toko kini tumbuh lebih pesat ketimbang penjualan pesanan lewat pos, pos langsung, pemasaran jarak jauh, pemasaran lewat televisi, belanja secara elektronis, penjualan langsung (dari pintu ke pintu, penjualan ke pesta-pesta/party selling), penjualan dengan mesin otomatis dan jasa pembelian.
Tidak sedikit penjualan eceran ini berada di tangan organisasi pengecer seperti misalnya mata rantai korporasi (corporate chains), mata rantai sukarela (voluntary chains) dan koperasi pengecer, koperasi pelanggan, organisasi franchise dan konglomerat dagang (merchandising conglomerates). Dewasa ini semakin banyak pengecer berantai yang bersedia mensponsori berbagai logi dan bentuk pengecer, bukan hanya mempertahankan satu bentuk, seperti misalnya toko serba ada.
Pengecer, seperti halnya produsen, harus mempersiapkan rencana pemasaran yang mencakup keputusan tentang segmen pasar sasaran, bauran produk dan jasa, penetapan harga, promosi dan tempat. Ada tanda-tanda jelas bahwa pengecer tengah berupaya memperbaiki manajemen profesional dan produktivitas mereka, sehubungan dengan perkembangan memendeknya daur hidup penjualan eceran, munculnya bentuk-bentuk penjualan eceran baru, meningkatnya persaingan antarjenis, berkembanganya teknologi-teknologi penjualan eceran baru dan lain sebagainya.
Penjualan partai besar mencakup semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan tujuan untuk dijual kembali atau untuk bisnis. Para grosir membantu seorang produsen mengirimkan produk-produknya secara efisien ke banyak pengecer dan pemakai barang industri di seluruh negeri. Para grosir mempunyai banyak fungsi, termasuk penjualan dan promosi, pembelian dan pemilihan barang pembagian kemasan besar, pergudangan, pengangkutan, pembiayaan, penanggungan resiko, memberikan informasi pasar dan memberikan pelayanan dan penyuluhan manajemen.
Grosir dibagi menjadi empat kelompok. Grosir pedagang yang memiliki barang. Mereka bisa digolongkan lagi menjadi grosir dengan pelayanan penuh (pedagang grosir, penyalur industri) dan grosir dengan pelayanan terbatas, grosir yang menjual secara tunai, goris dengan truk, pengusaha ekspedisi, pemborong rak, koperasi produsen dan grosir yang melayani lewat pos. Agen dan makelar tidak memiliki barang, tetapi dibayar dengan komisi karena memudahkan pembelian dan penjualan. Kantor dan cabang pengecer serta produsen adalah operasi penjualan partai besar yang dilaksanakan oleh non grosir agar tidak menggunakan grosir. Grosir serbaneka termasuk pengumpul hasil pertanian, terminal dan pabrik minyak, dan perusahaan pelanggan.
Pedagang besar pun harus mengambil keputusan yang tepat tentang segmen pasar sasaran, bauran produk dan jasa penetapan harga, promosi dan tempat, pedagang besar yang tidak memiliki bauran dan inventaris memadai serta tidak memberikan jasa yang memuaskan, sudah tentu akan ditunjang produsen. Di lain pihak, pedagang besar yang progresif tentu saja akan menyesuaikan konsep-konsep pemasarannya dan merampingkan biaya-biaya pelaksanaan usaha mereka.
Konsep pemasaran perlu menaruh perhatian lebih besar terhadap konsep distribusi fisik. Distribusi fisik merupakan bagian penghematan biaya yang potensial dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Bila pengolah pesanan, perancang gudang, manajer sediaan, dan manajer tranportasi membuat keputusan, mereka saling mempengaruhi dalam hal biaya dan kapasitas permintaan. Konsep distribusi fisik perlu menjalankan semua keputusan ini dalam kerangka kerja yang terpadu. Tugasnya adalah merancang pelaksanaan distribusi fisik dan menghemat sebanyak mungkin biaya total serta memberikan tingkat pelayanan kepada konsumen seperti yang diinginkan. Sistem distribusi fisik merupakan biaya distribusi total yang dirumuskan.
D = T + FW + VW + S
D = biaya distribusi total dari sistem yang diusulkan
T = biaya pengangkutan total dari sistem yang diusulkan
FW = biaya gudang tetap total dari sistem yang diusulkan
VW = biaya gudang tidak tetap dari total yang diusulkan
S = biaya total dari penjualan yang merugi yang disebabkan oleh penundaan pengiriman rerata dari sistem yang diusulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar