Jumat, 04 Desember 2020

UNSUR - UNSUR DASAR WARNA CMYK DAN RGB

 APERSEPSI

Ragam warna
https://babaibnu.com/jenis-jenis-warna-dalam-desain-grafis/
Sebagai bagian dan unsur tata letak, warna memegang peran sebagai saran untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dan sebuah karya desain grafis. Warna merupakan unsur yang sangat mudah memberikan dampak, psikologis, sugesti dan suasana bagi yang melihatnya seperti rasa senang, semangat, sedih, haru atau marah. Maka dari itu sangat penting untuk mempelajari secara mendalam seluk beluk tentang warna. Dalam desain grafis penggunaan warna pelur diatur dan disusun dengan memepertimbangkan kaidah-kaidah  tertentu untuk menimbulkan suasana, mempengaruhi sesorang sekaligus sebagai lambang psikologis. Dengan memahami proses terjadinya warna, jenis-jenis warna dan berbagai karakter warna maka seorang desainer grafis bisa menentukan jenis yang warna yang sesuai yang akan digunakan dalam membuat karya desain grafis. Dengan demikian warna sangatlah penting kedudukannya dalam proses desain grafis dan yang lebih penting lagi adalah pemahaman tentang warna itu sendiri.

A. FUNGSI WARNA CMYK DAN RGB

Warna CMYK dan RGB merupakan dua komponen penting dalam teori warna. Dua komponen ini menjadi dasar dalam membentuk warna - warna lain. Sebelum membuat suatu desain, desainer harus menentukan mengetahui bagaimana warna dapat digunakan dalam tata letak.

1. Karakter Warna

Untuk menentukan warna sebagai unsur desain yang efektif bisa dimulai dengan memilih warna yang bisa mempresentasikan tujuan dan pesan yang akan disampaikan. Sebelum kita mempraktekan pemilihan warna sebagai unsur desain mariilah kita pelajari teori tentan gwarna terlebih dahulu.

a) Syarat-syarat warna

Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan pengamat (observer). Warna dapat didefinisikan secara objektif sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif merupakan bagian dan pengalaman indera penglihatan. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut menyerap dan memantulkan cahaya sampai ke mata kita sehingga telihatlah warna. Jadi syarat terjadinya warna adalah harus ada cahaya, objek (benda) dan pengamat (mata atau alat).
Mari pahami masing-masing komponen tersebut :
  • Cahaya
Cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dan gelombang elektromagnetik. Tingkat terangnya cahaya dinyatakan sebagai color temperature dengan satuan derajat calvin, misalnya standar internasional untuk cahaya putih adalah 5000 derajat calvi (D50). Semakin tinggi nilai color temperature akan menghasilkan warna kebiruan (bluish) dan semakin rendah nilai color temperature akan menghaislkan warna kekuningan (yellowish). Sebagai contoh bandingkan cahaya lampu kendaran yang berwarna kuning dengan putih bahkan kebiruan, pasti nilai color temperaturenya berbeda. Sumber cahya juga akan mempengaruhi warna yang akan terlihat pada objek misalnya cahaya matahari, lampu bohlam, lampu TL (warm, cool), lampu spot dan sebagainya.

  • Objek / Benda

Objek sesungguhnya tidak memancarkan cahaya, tetapi hanya memantulkan, meneruskan dan menyerap cahaya. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suat benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi.

  • Pengamat / Observer
Mata berperan sebagai perekam warna. Kondisi mata pada setiap orang bisa berbeda sehingga mata manusia bersifat subjektif. Bisa jadi warna pada objek yang sama akan memberikan persepsi berbeda bagi setiap orang yang melihatnya. Hal itu dipengaruhi antara lain oleh : usia, jenis kelamin, kondisi fisik mata, kondisi emosional, ukuran objek, warna background gambar dan juga sudut pandang.
Sedangkan apabila kita menginginkan kondisi warna yang objektif (tetap) harus digunakan alat ukur yang sudah distandarkan sehingga hasil arna akan terlihat konsisten. Salah satu alat yang umum dipakai untuk melihat dan mengukur yaitu spectrophometer.

b) Fungsi Warna

Hampir dalam segala hal yang pertama kita selalu mempertimbangkan pemilihan warna. Ketika hendak membeli baju, kendaran atau menentukan warna cat rumah, hal itu membuktikan bahwa warna sangat berarti dalam kehidupan kita. Setiap warna mampu menciptakan nuansa keindahan saat diaplikasikan pada media apapun. Dengan warna kita mengekpresikan perasaan, membuat suasana terasa lebih menyenangkan dan nyaman. Kita pun bebas memilih warna sesuai kesan yang ingin kita munculkan. Warna memilik beberapa fungsi yaitu :
1. Fungsi identitas, yaitu orang mengenal sesuatu dan warnanya, seperti seragam, bendera, logo perusahaan, dan lain-lain.
2. Fungsi isyarat, yaitu warna dapat memberikan tanda-tanda atas sifat dan atau kondisi, seperti merah bisa memberikan isyarat baha atau kuning untuk hati-hati dan hijau untuk tanda aman.
3. Fungsi psikologis, warna juga memberikan kesan perasaan tertentu terhadap yang melihatnya, seperti misalnya warna hijau rumput dapat memberikan kesan yang menyegarkan, biru  langit untuk ketenangan, dan lain-lain.
4. Fungsi alamiah, warna adalah properti benda tertentu, contohnya warna semangka ada yang merah dan ada yang kuning.
5. Fungsi estetika, warna sebagai unsur yang menonjol untuk mempercantik tampilan visual sehingga menanbah kenikmatan bagi yang melihatnya.

c) Karakter Warna

Warna memiliki kekuatan untuk mempengaruhi psikologi orang yang melihatnya. Berikut ini adalah kemampuan warna dalam memberikan respon psikologis kepada pemirsanya, yaitu :
  • Hitam, sebagai warna yang tertua membawa sifat kekuatan, kemewahan, kematian, keanggungan, ketakutan.
  • Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, bersih, kesucian/murni, kematian
  • Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan kesan yang elegan, ekslusif, futuristik.
  • Merah, membawa sifat cinta , gairah, menaklukan, aktif, panas membara, kekuatan, peringatan.
  • Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dan hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, harapan, hati-hati, keraguan.
  • Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan tenang, sifat yang tak terhingga dan transender. di samping itu memiliki sifat konservatif, keamanan, kepercayaan, kebersihan.
  • Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membandingkan kesegaran dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan yang alami, kesehatan, kecemburuan.
  • Ungu, warna yang identik dengan cantik, spiritual, misten, arogan.
  • Orange, warna yang identik dengan kehangatan, keseimbangan, energi.
  • Cokelat, warna yang mengesankan hagnat, tanah, kesunyian, kepercayaan.

2. Unsur - Unsur warna

Warna memiliki unsur-unsur yang penting di dalamnya. Banyak terdapat identitas, karateristik dan fungsi sebagai desain. Tidak hanya itu saja, warna memiliki kekuatan untuk menghidupkan sebuah gambar dengan syarat pemilihan warna yang sesuai. Agar kita mengetahui berbagai penggunaan warna dalam desain grafis, mari kita mempelajari unsur-unsur warna sebagai pembetuknya.

a) Jenis-jenis warna

Pengetahuan tentang wrana merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap individu yang bekerja di bidang desain. Sebelum menentukan warna yang sesuai dalam mendesain, alangkah baiknya jika mengenal dahulu lingkaran warna (color wheel)
Jenis warna dibedakan berdasarkan komponen penyusunnya dan proses pencampurannya, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut komponen penyusunnya.

Jenis-jenis kombinasi warna dalam lingkaran warna berdasar komponen penyusunnya, terdiri atas beberapa bagian yaitu :
  • Warna primer, adalah warna dasar atau warna pokok dalam lingkaran warna yang tidak dapat diperoleh dan campuran warna lain. Warna primer terdiri dari 3 warna dasar yaitu red, yellow, blue, atau dalam bahasa indonesia merah, kuning dan biru. Dalam dunia desain grafis dikenal sebagai warna pigmen. Warna lain terbentuk dan kombinasi warna primer itu sendiri, warna-warna hasil dan 2 warna primer disebut dnegna istilah sekunder dan campuran dan warna primer dengan sekunder disebut warna tersier.
  • Warna sekunder, adalah warna yang diperoleh dan campuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna sekunder terdiri dari ungu (pencampuran warna merah dan biru), orange/jingga (pencampuran warna merah dan kuning), dan hijau (pencampuran warna biru dan kuning).
  • Warna tertier, adalah warna yang merupakan hasil pencamuparan antara warna primer dan sekunder di sebelahnya dengan perbanidngan yang sama. Berikut ini adalah contoh pencampuran warna primer dan sekunder yang menghasilkan warna tertier :
1) Kuning + orange = kuning orange (golden yellow)
2) Merah + orange = merah orange ( burnt orange)
3) Kuning + hijau = kuning hijau (lime green)
4) Biru + hijau = biru hijau (turquoise)
5) Biru + merah = biru ungu (indigo)
6) Merah + ungu = merah ungu (crimson)
  • Warna analogus , adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna. Misalnyab deretan dan warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain.
  • Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu denga lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dan warna yang bersebrangan (memotong titik tengan segitiga) terdiri atas warna primer dan sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu, dan biru dengan jingga.
  • Warna netral, adalah hasil pencampuran dari warna primer, warna sekunder, dan warna tertier. Warna netra ini tidak mengarah ketiga warna utama tersebut karena pencampuran warna bisa dalam komposisi yang berbeda.
  • Warna hangat, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol riang, semangat, marah dan sebagainya. Warna hangat mengesankan jarak yang dekat.
  • Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dan sebagainya. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh

2) Menurut proses pencampurannya

Sedangkan menurut proses pencampurannya warna pada peralata/perangkat, warna dibedakan menjadi :
  • Warna additive, adalah pencampuran warna primer yang bersumber pada cahaya terdiri atas, red, green, blue. contohnya adalah pada monitor komputer atau layar televisi. Apabila ketiga warna tersebut dicampurkan dengan perbandingan yang sama akan dihasilkan warna putih. Sebaliknya apabila ketiga warna tersebut dicampurkan dan intesitasnya diturunkan hingga habis maka akan menghasilkan warna hitam. Pencampuran dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder (subtractive), warna sekunder yang dihasilkan adalah :
1) Cyan (campuran warna green dan blue)
2) Magenta (campuran warna blue dan red) dan
3) Yellow (campuran warna red dan green)

Oleh karena komponen warna additive teridiri dari red, green dan blue maka konsep warna tersebut dikenal dengan istilah RGB. Warna additive dipergunakan untuk karya visual yang ditampilkan secara elektronik seperti display pada televisi, monitor misalanya desain web, maupun slide show.
  • Warna subtractive, adalah wrana sekunder dan warna additive. Perbedaannya adalah pada material pembentuknya., warna additive dibentuk dari cahaya sedangkan warna subtractive dibentuk dari pigmen warna contohnya dalah tinta cetak. Warna subtractive terdiri dary cyan, magenta dan yellow. Apabila ketiga warna tersebut dicampurkan akan menghasilkan warna keempat yaitu hitam, namun karena keterbatasan jangkauan pigmen maka warna yang muncul adalah cokelat tua. Sehingga untuk menambah kepekatan perlu ditambahkan warna hitam (K) yang diartikan sebagai key. Oleh karena komponen warna subtractive terdiri dari cyan (C), magenta (M), yellow (Y) dan black/key (K) maka konsep warna tersebut dikenal dengan istilah CMYK. Warna CMYK kita temukan pada industri percetakan offset atau printing maupun printer komputer yang dihasilkan dan kombinasi tinta.

b) Model Warna

Seseorang yang bekerja di bidang desain grafis sangat penting untuk memahami model warna yang ada dalam sistem komputer, karena melesatnya pewarnaan sering terjadi pada pembuatan desain dengan komputer. Hal ini disebabkan terkadang warna yang terlihat pada layar monitor berbeda ketika dicetak. Dalam kebutuhan cetak dan printing, warna yang dipakai adalah sistem atau model CMYK, sedangkan untuk tampil di layar monitor (web, wallpaper, game, video) warna yang biasa digunakan adalah RGB dan RGB hexadecimal. Berikut adalah sistem atau model warna, antara lain:

1) RGB (Red Green Blue)
Model warna RGB terdiri atas tiga channel dalam mereproduksi warna yakni red, green dan blue. Gambar dalam bentuk RGB bekerja dengan format 24 bit dan setiap channel warna R, G, B mengandung 8 bit. Alat elektronik (monitor, scanner, kamera digital, TV) bekerja dengan model warna RBG. Sehingga warna yang dikerjakan pada piranti elektronik apabila akan dicetak maka harus diconvert ke model CMYK. Agar warna hasil cetakan dapat sama dengan warna pada monitor maka harus dilakukan kalibrasi pada peralatan yang digunakan.

2) CMYK (Cyan Magenta Yellow Black)
Model warna CMYK terdiri atas empat channel dalam mereproduksi wrana yakni cyan, magenta, yellow dan black. Secara umum gambar dalam bentuk CMYK bekerja dengan format 32 bit dan setiap channel C, M, Y, K mengandung 8 bit. Contoh alat yang bekerja dengan model warna CMYK adalah tinta printer dan offset. Model warna CMYK dan RGB memiliki perbedaan jangkauan warna yang disebut dengan gamut warna (color gamut) / color space, ehingga gambar dengan model CMYK pada monitor akan lebih redup apabila dibandingkan dengan model RGB.

3) HSL (Hue Saturation Lightness)
HSL adalah karateristik warna yang didefinisikan menggunakan komponen H (Hue), S (Saturation) dan L (Lightness). Hue menyatakan nilai dan pigmen warna, dan diukur dengan satuan derajat dari 0 sampai 360. Hue dipakai untuk klasifikasi warna merah/red (0 derajat), kuning/ yellow (60 derajat), hijau/ green (120 derajat), biru muda/ cyan (180 derajat, biru/ blue (240 derajat), dan merah jingga/ magenta (300 derajat).

Saturation/ Chroma adalah derajat intensitas suatu warna (intensity) dengan nilai antara -80 hinga 120 yang berfungsi untuk mendefinisikan kemurnian suatu warna, baik cenderung kotor (grayish) maupun cenderung dominan (murni). Semakin tinggi nilai presentasinya maka gambar semakin menuju keabu-abuan.

Lightness disebut juga dengan luminance, brightness atau value. Lightness adalah nilai putih yang terkandung dalam warna tersebut, pada umumnya diukur dalam presentase dan 0% (hitam) ke 100% (putih). Semakin tinggi nilai presentasenya maka semakin cerah warnanya, semakin rendah presentasenya maka semakin pudar warnanya. Lightness adalah nilai gelap terangnya suatu warna, sehingga lightness dipakai sebagai perbandingan seberapa gelap atau terang suatu gambar.

4) Lab Color - Lightness a (green-red axis) b (blue-yellow axis)
Lab merupakan model warna tiga dimensi yang terdiri atas luminance yaitu unsur untuk mengukur kecerahan. gelap terang (lightness), a (green-red axis) yaitu komponen warna koordinat chromatic yang merepresentasikan jangkauan warna dan merah ke hijau, dan b (blue-yellow axis) yaitu komponen warna koordinat chromatic yang merepresentasikan jangkauan warna dan biru ke kuning. Luminance memiliki nilai antara 0 (paling gelap) dan 100 (paling cerah), sedangkan untuk a dan b memiliki nilai warna antara 128 dan minus 127. Lab dinyatakan dalam bentuk LCH, dimana L (lightness), c (chroma), dan H (hue).

c) Gamut warna

Gamut warna merupakan batasan area warna yang mampu dihasilkan oleh suatu peralatan dalam memproduksi warna. Peralatan yang bekerja dengan model RGB seperti monitor memiliki gamut warna yang lebih luas dibandingkan dengan peralatan yang bekerja dengan model CMYK seperti mesin cetak offset. Perbedaan nilai gamut inilah yang menjadi faktor dalam menghasilkan warna sehingga warna di monitor berbeda dengan hasil cetakan. Besar kecilnya gamut dapat diketahui dengan menggunakan software yaitu color management.

d) Perbedaan warna spot dan warna proses

Kita pernah melihat warna yang menyala pada media cetak seperti :
majalah, leaflet, poster, paper bag. Warna tersebut misalnya pink, hijau muda, atau kuning. Bisa jadi warna tersebut adalah warna spot atau warna spesial. Warna spot adalah warna solid tunggal yang dikomunikasikan dengan pantone chart yang merupakan standar internasional.

Sedangkan warna proses adalah warna yang terdiri atas cyan, magenta, yellow dan black, sering disebut dengan CMYK. Warna proses merupakan warna standar dalam produksi cetak offset. Meskipun warna spot sudah dikonversi ke model CMYK, hasilnya tetap tidak bisa menyamai warna spot yang tunggal tadi, karena gamut warna yang dimiliki tinta spot lebih besar dibandingkan gamut tinta warna proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar